Kekhawatiran paling riuh di kepalaku adalah, jika nanti sang pemberi hidup memanggilmu menuju matahari, dan aku belum juga sanggup memberi binar di matamu yang seteduh pagi. Kau sudah memberiku segalanya, mulai dari hidup hingga sepatu seperti milik tetangga kita yang kaya. Kau meredakan tangisku, entah itu karena lapar atau karena hidup yang terlalu memilukan.
Lalu, apa yang sudah aku beri padamu, Ibu? Saat kapan aku telah berhasil meringankan beban di pundakmu, Ayah? Aku ingin kau hidup seribu tahun lagi.namun, kurasa kau pun tak mengharapkan itu.
Jadi, akan ku lakukan saja apa yang kubisa. Semoga tak perlu waktu yang lama, Tuhan berkenan memberikan buah-buah kehidupan, agar aku bisa memastikan masa tuamu kaunikmati tanpa kekurangan.
Doakan aku.