Sabtu, 03 Juli 2021

Dark thoughts



is it like a killer?



Seperti kemarin, aku sudah mengumpulkan rencana-rencana paling jahat dan licik untuk membalaskan sakit hatiku pada orang yang akhir-akhir ini membuat emosiku meluap. Tindakannya telah berhasil membuatku uring-uringan, pekerjaan serba terbengkalai, suasana hati tidak tenang. Aku bahkan sampai pada titik berpikir, Apa kukeluarkan saja isi perutnya? Berani-beraninya dia mengusik hidupku.

Kadang, aku kaget sendiri dengan pikiran-pikiran kelam di kepalaku. Orang mengenalku sebagai pribadi periang, bahagia, dan tanpa beban. Namun, mereka tidak tahu saja, saat matahari sudah tenggelam dan kegelapan mengambil alih bumi, kepalaku juga mendadak hitam. Banyak pikiran-pikiran seram yang bahkan aku sendiri merasa kesulitan meredam.

Paling konyol, aku berharap punya kekuatan super. [Ya, benar, bukan hanya saat kecil aku mengharapkannya, sekarang juga.] Jadi, jika di jalan seseorang mengklakson kesetanan hanya karena aku sedetik saja terlambat bergerak di lampu hijau, aku bisa mengeluarkan jurus takkasatmata, mengempiskan semua bannya, biar tahu rasa!

Aku tidak tahu apakah kepala orang juga diisi potongan-potongan neraka seperti milikku. Kabar baiknya, aku selalu berhasil menjadi raja atas pikiranku. Aku tidak menolaknya; aku menganggap bahwa pikiran-pikiran kelam itu adalah berkat yang bisa aku pakai untuk membalaskan dendam tanpa harus menyakiti—menuntaskan dalam angan. Bahwa aku bisa merencanakan pembunuhan paling sadis, tetapi pada akhirnya aku sadar bahwa itu hanya akan merugikan diriku. Tidak akan ada kenyamanan yang datang dari melampiaskan emosi dengan kekerasan.
Saat perbuatan orang sudah terlalu sakit, saat pikiranku sudah pada ambang ‘haus darah’, aku akan kembali sadar bahwa kebaikan-kebaikan hanya akan bermuara pada orang-orang sabar.
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ADE WARLIS 2010

Template By Nano Yulianto